Kamis, 15 Juni 2017

Ketahanan Nasional dalam Koridor Kesatuan dan Persatuan Bangsa Indonesia

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASIA
Ancaman Non Militer dalam Ketahanan Berbangsa dan Bernegara

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kearganegaraan


Disusun Oleh

Alfath Ridho
1MA11
10816543

JURUSAN S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan kepada kita semua sebuah kecerdasannya yang besar karena berkat karunia-Nya saya selaku penyusun bisa menyelesaikan makalah mengenai Ketahanan Nasional dalam Kondisi Persatuan dan Kesatuan Indonesia
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, sekaligus bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Pentingnya Pembelajaran Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mengenai Ketahanan Nasional
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik mengenai isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis juga membuka diri terhadap kritik serta saran yang dapat membangun dalam upaya penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sebagai penunjang    pembelajaran.

Depok, 09 Juni 2017
                                                Penulis


A.         Latar Belakang ......................................................................................................... 1. IV
B.          Rumusan Masalah ................................................................................................... 2. 1
C.          Tujuan ...................................................................................................................... 2
D.         Sistematika Penulisan .............................................................................................. 2. 1

BAB 2 PEMBAHASAN.. 2
A.         Pengertian Ketahanan Nasional .............................................................................. 3
B.          Tujuan dan Fungsi Ketahanan Nasional ................................................................ 6
C.          Asas Ketahanan Nasional ...................................................................................... 7 4
D.         Sifat Ketahanan Nasional ....................................................................................... 8 5
E.     Ancaman Non Militer ................................................................................................. 9 6

BAB 3 PENUTUP. 13
A.         Kesimpulan ............................................................................................................. 12B.         Saran .................................................................................................................................. 12
12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13.. 14


BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Keanekaragaman yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman yang dimiliki tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia. Keanekaragaman bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman.
Walaupun keanekaragaman bangsa Indonesia selalu diarahkan pada persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar Indonesia. Salah satunya adalah ancaman terhadap aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia yang merupakan ancaman non-militer.
Ancaman non-militer merupakan golongan ancaman pertahanan yang sifatnya tidak secara langsung mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa. Namun, resiko yang ditimbulkan dari ancaman non-militer dapat berimplikasi mengganggu stabilitas nasional. Terganggunya stabilitas nasional tidak saja menghambat pembangunan nasional, tetapi lambat-laun dapat berkembang menjadi permasalahan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi ancaman tersebut diperlukan strategi yang tepat.

A.   Rumusan Masalah

1.      Bagaimana ketahanan nasional dalam dalam mengikat keutuhan bangsa dan negara ?
2.      Bagaimana strategi menghadapi Ancaman Non Militer yang berbahaya untuk ketahanan naisonal ?

B.    Tujuan

1.      Memahami pentingnya Ketahanan nasional dalam mengikat keutuhan bangsa dan negara
2.      Mengidentiikasi strategi dalam menghadapi Ancaman Non Militer yang sangat berbahaya untuk Ketahanan Nasional.

C.   Sistematika Penulisan

·         BAB I  Pendahuluan, dalam hal ini penulis menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat penelitian, dan sistematika makalah.
·         BAB II  Pembahasan, yaitu bab yang menguraikan tentang kajian pustaka baik dari buku-buku ilmiah, maupun sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini.
·         BAB III Kesimpulan dan saran, yaitu bab yang berisi simpulan hasil dan saran.

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, Kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.
ketahanan nasional diperlukan dalam rangka menjamin eksistensi bangsa dan negara dari segala gangguan baik yang datangnya dari dalam maupun dari dalam negeri. Untuk itu bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.

B.    Tujuan dan Fungsi Ketahanan Nasional

Srijanti, dkk (2009) menjelaskan tujuan, fungsi, dan sifat dari ketahanan nasional sebagai berikut:

a) Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteran dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasi diri.
b) Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional mempunyai fungsi sebagai:
(1). Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, ketahanan nasional Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek: ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
(2). Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.
(3). Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara kerja intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP yang dibuat oleh pemerintah yang memuat kebijakan dan strategi pembangunan dalam setiap sektor untuk mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

2) Perwujudan Ketahanan Nasional

Perwujudan Ketahanan Nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia meliputi (Bahan Penataran, BP7 Pusat, 1996):

a) Ketahanan ideologi, adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berdasarkan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
b) Ketahanan politik, adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi yang bertumpu pada pengembangan demokrasi Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik luar negeri yang bebas aktif.
c) Ketahanan ekonomi, adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang mengandung kemampuan menerapkan stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan makmur. d) Ketahanan sosial budaya, adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia yang menjiwai kepribadian nasional yang berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hidup rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
e) Ketahanan pertahanan keamanan, adalah kondisi daya tangkal bangsa Indonesia yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan Negara dan menangkal semua bentuk ancaman.

C.   Asas Ketahanan Nasional

Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari  nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari :
1.    Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan  dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan maupun kelompok  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan  nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada padanya. Dalam realisasinya kondisi  kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan tetapi tidak mengabaikan  keamanan. Sebaliknya memberikan  prioritas pada keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu,  keduanya harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa dan negara.
2.    Asas komprehensif intergral atau menyeluruh terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan  yang seimbang, serasi dan selaras  dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)
3.    Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan  segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul berbagai dampak  baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam dan  ke luar.
a.    Mawas ke dalam
Mawas ke dalam  bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal itu tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi dan atau nasionalisme sempit (chauvinisme).
b.    Mawas ke luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan ikut berperan serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri, serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Untuk menjamin kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
4.    Asas kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong-royong, tenggang rasa dan tanggung jawab  dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.

D.   Sifat Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :
1.    Mandiri
Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas , integritas dan kepribadian bangsa. Kemandirian (independent) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan  dalam perkembangan global (interdependent).
2.    Dinamis
Ketahanan nasional tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala  sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus selalu diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik
3.    Wibawa
Keberhasilan pembinaan  ketahanan nasional Indonesia secara  berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan  kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan  nasonal yang berarti makin  tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indoesia.
4.    Konsultasi dan kerjasama
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

E.    Ancaman Non Militer


1  Pengertian dari ancaman non-militer
Ancaman Non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman non-militer dapat berasal dari luar negeri atau dapat pula bersumber dari dalam negeri. Yang bertugas menghadapi ancaman non-militer adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.
Inti pertahanan nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak menggunakan senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik, ekonomi, psikologi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan dan keahlian serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Sehingga dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa.

2.  Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi
Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Strategi di bidang ideologi menurut Noor Ms Bakry dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Salah satu ancaman nonmiliter yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah ancaman yang berdimensi ideologi. Upaya menghadapi ancaman ini adalah dengan kebijakan dan langkah-langkah politik yang tepat dan intensif untuk mencegah meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap ideologi Pancasila. Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan berlapis berikut:
1.       Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan nonmiliter, yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang membidangi ideologi.
2.       Kementrian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negri mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrument pemerintahan dalam negri mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi ancaman berdimensi ideologi, sementara kementrian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik luar negri mengerahkan jajarannya yang tersebar disetiap negara untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3.       Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan kekuatan nasional di bidang informasi untuk melakukan “operasi informasi imbangan” sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
4.       Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut kepada para siswa dan mahasiswa disemua tingkat dan jenjang Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
5.       Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan strategi untuk membentengi masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi asing yang membahayakan keamanan negara.
6.       Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini dilaksanakan melelui program pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI. Titik berat pelaksanaanya adalah dengan peningkatan komunikasi sosial TNI yang diselenggarakan dalam format meningkatkan kesadaran bela negara, dengan memanfaatkan program bela negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan dan perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila

1.       Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Politik
Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi  pertahanan di bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada keidupan politik bangsa Indonesia. Menurut Noor Ms Bakry, strategi di bidag politik terwujud dengan adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila yang telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu melaksanakan politik luar negri bebas aktif.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan berikut:
1.       Pendekatan ke dalam, yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negri yang sehat dan dinamis dalam kerangka demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya stabilitas politik dalam negri yang dinamis serta memberikan efek penangkal yang tinggi. Pentaan ke dalam diwujudkan melalui pembangunan dan penataan sistem politik dalam negri yang dikemas kedalam penguatan tiga pilar berikut.
a)       Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih, bewibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dan bertanggung jawab yang berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintahan Negara, seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b)      Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan professional pada bidang lainnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama dengan pemerintah dalam memproses dan melahiran produk-produk legislasi (berupa peraturan perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional.
c)       Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik dan pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan dan meningkatkan perannya dalam pendidikan politik bagi waga Negara.
2.       Pendekatan ke luar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrument politik luar negri dalam membangun kerjasama dan saling percaya dengan negara-negara lain sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik antar negara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global. Pendekatan ke luar diwujudkan dengan cara berikut:
a)       Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan dan peningkatan kondisi dalam negri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
b)      Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerjasama dengan negara lain dalam kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi urusan dalam negri.
c)       Pada lingkup supraregional, politik luar negri dikembangkan untuk berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerjasama yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam tersebut, kinerja politik luar negri Indonesia harus mampu membangun hubungan dan kerjasama yang memberikan jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.
d)      Pada lingkup global, politik luar negri harus memainkan perannya secara maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan Indonesia sebgai anggota PBB, Gerakan Non-blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah pencegahan.

2.       Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menciptakan kehidupan perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan kemandirian ekonomi nasional berdaya saing yang tinggi. Kondisi tersebut dapat tercipta apabila Negara Indonesia mempunyai strategi yang tepat untuk menghadapi berbagai ancaman di bidang ekonomi.
Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi, sistem dan upaya pertahanan negara yang ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di bidang ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan berdaya saing. Sasaran pembangunan bidang ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi bagi perwujudan stabilitas ekonomi yang memberikan efek kesejahteraan dan penangkalan yang efektif sekaligus mampu menjadi pemenang dalam era globalisasi. Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing melalui pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Adapun strategi untuk menghadapi ancaman dibidang ekonomi diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari internal, prioritas kebijakan dapat berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai solusi memberantas kemiskinan, pembangunan infrastruktur , penciptaan iklim usaha yang kondusif, dan pemilihan teknologi yang tepat guna sebagai solusi pemerataan kesempatan kerja.
2.       Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara utama dalam tatanan ekonomi-politik dunia.
3.       Unsur pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi, mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsure utama dari pertahanan non-militer. Dalam hal ini keterlibatan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional yang terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas dan kebutuhan pokok masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman dan terisolasi yang tidak dapat dijangkau dengan sarana transportasi umum.

3.       Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal segala permasalahan , seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme.
Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negri yang sulit dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antarmasyarakat terjadi secara langsung. Sebagai akibatmya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin terdesak misalnya oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme, dan hedonisme.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan hidup sosial budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi, sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup bersatu dengan memperhatikan perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, dan pelestarian alam.

4.      Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Teknologi dan Informasi
Perkembangan teknologi dan informasi semakin lama semakin pesat. Sebagai negara yang ingin masyarakatnya maju dan tidak mau tertinggal dengan negara-negara lain, Indonesia harus mengikuti perkembangan tersebut. Ancaman di bidang teknologi dan informasi tidak jauh berbeda dengan bidang sosial budaya, yaitu melalui perkembangan IPTEK banyak pengaruh budaya dan kebudayaan luar yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia masuk dengan mudahnya. Selain itu, dengan perkembangan teknologi semakin marak terjadi kejahatan teknologi atau cybercrime.
Strategi bangsa Indonesia dalam mencegah terjadinya ancaman bidang teknologi dan informasi adalah dengan membatasi diri dalam mengakses internet. Selain itu, dengan peningkatan pemahaman terhadap agama dan Pancasila sehingga dapat menjadi benteng terhadap hal-hal yang bertentangan dengan kepribadian kita, misalnya gaya hidup, sikap dan budaya asing.

5.      Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Keselamatan Umum
Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam, misalnya gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena manusia, misalnya penggunaan obat-obatan dan bahan kimia, pembuangan limbah industry, kebakaran, serta kecelakaan transportasi. Strategi dalam menghadapi ancaman keselamatan umum misalnya sebagai berikut:
1.    Menjaga keseimbangan alam.
2.    Menjaga kebersihan lingkungan.
3.    Membuat kebijakan atau peraturan yang jelas dan tegas terhadap pemakaian obat-obatan sesuai dosisnya.
4.    Menegakkan hukum terhadap pemakaian bahan kimia yang melebihi dosis yang dapat membahayakan manusia khususnya dan makhluk hidup lain pada umumnya.


A.   Kesimpulan


A.   Saran












Selasa, 18 April 2017


MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Letak Geografis Indonesia sebagai Dasar Pembangunan 


Disusun Oleh :

Nama : Alfat Ridho

Kelas : 1MA11

NPM : 10816543



JURUSAN S1 ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2016


KATA PENGANTAR

          Puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan kepada kita semua sebuah kecerdasannya yang besar karena berkat karunia-Nya saya selaku penyusun bisa menyelesaikan makalah mengenai pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi .
          Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, sekaligus bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai Letak Geografis sebagai dasar pembangunan.
          Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik mengenai isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis juga membuka diri terhadap kritik serta saran yang dapat membangun dalam upaya penyempurnaan makalah ini.
     Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sebagai penunjang pembelajaran.

Depok, 07 April 2017

Penulis




DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................4

1.3 Tujuan.......................................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN

2.2 Wawasan Nusantara dan Pembangunan Nasional ....................................................................6

2.3 Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia ..................................................................7

2.4 Potensi Geografis dan Astronomis di Indonesia .......................................................................7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................12


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

          Indonesia adalah salah satu negara yang strategis didunia, letak geografis indonesia ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain. Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia sangat setrategis dan penting dalam kaitannya dengan perekonomian. Indonesia berada persimpangan lalu lintas dunia. Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari suatu negara dalam melakukan hubungan internasional. Meski untuk sementara waktu diacuhkan, kondisi geografis suatu negara sangat menentukan peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh secara global. Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara luas akan menjadi determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa lebih dari pada yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09).

          Terlepas dari strategisnya letak geografis Indonesia, pembangunan Indonesia masih belum stabil, sampai sekarang Indonesia masih dikategorisasikan sebagai negara berkembang dengan tahapan negara lepas landas, padahal jika mengukur dari letak geografis, sejatinya hanya dengan letak geografis saja seharusnya Indonesia sudah maju. Namun ternyata dari banyak segi. Indonesia kalah jauh bahkan oleh negara tetangga. Indonesia ini telah merdeka jauh sebelum negara tetangganya merdeka. Tidak adanya perubahan pembangunan di Indonesia ini tak terlepas dari terbelakangnya sumber daya manusia hal ini disebabkan oleh perubahan kebudayaan yang mulai terjadi di Indonesia, saat ini nampak jelas dengan adanya pergeseran budaya dari kebudayaan lokal menjadi kebudayaan luar yang lebih diminati oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu dampak adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa yang melangkahi geografis. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya budaya luar di negeri sendiri namun budaya local terpinggirkan sehingga mengurangi rasa persatuan dan kesatuan. Semakin gencarnya ekspos dunia luar melalui media elektronik seperti televisi maupun internet menjadikan masyarakat seakan tidak peduli dengan budayanya sendiri. Pola pikir masyarakat khususnya generasi muda dapat dengan mudah dirusak, masyarakat lebih cenderung melupakan kebudayaan sendiri dan beralih ke budaya luar, Karena nya pembangunan dari Indonesia harus mulai memperhatikan sumber daya manusia hususnya generasi muda yang akan menjadi penopang negara di masa depan nanti.

          Bangsa Indonesia dewasa ini di dalam memasuki era globalisasi menghadapi suatu masa yang kritis karena masyarakat mengalami krisis kebudayaan. Krisis kebudayaan dan pembangunan bisa menyebabkan krisis sosial, krisis ekonomi, krisis psikologi dan berbagai jenis krisis lainnya. Fenomena globalisasi yang menghilangkan batas batas geografis mempengaruhi dinamika masyarakat, dinamika tersebut mengubah tingkahlaku manusia dan juga berakibat pada kaburnya nilai-nilai kemanusiaan, agama dan budaya. Krisis multidimensional, yang bermuara pada krisis moral, dan krisis kepercayaan diri telah membuat bangsa enggan dan malu menunjukkan jatidiri sebagai bangsa Indonesia. Akibat krisis ini persoalan pun muncul di masyarakat seperti korupsi, gaya hidup instan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, kehidupan politik yang tidak produktif dan lainnya dimana menjadi pembahasan hangat di media massa, seminar, serta ruang public lainnya.

          Jika masalah-masalah diatas terus dibiarkan maka lambat laun Indonesia akan mengalamimiss cultural atau kepunahan budaya dan sumber daya manusia . Masyarakat Indonesia akan kehilangan aset terbesar warisan alam dan nenek moyang yang dimilikinya. Indonesia juga akan kehilangan jati dirinya.


1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi persebaran geografis di Indonesia ?

2. Mengapa potensi geografis Indonesia dapat memajukan pembangunan ?


1.3 Tujuan 

1. Mengidentifikasi potensi persebaran geografis di Indonesia. 

2. Mengidentifikasi peranan geografis terhadap pembangunan di Indonesia.



BAB 2
PEMBAHASAN


1.1 Wawasan Nusantara 

          Cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Sedangkan arti dari wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita – cita nasionalnya. Dengan demikian wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelengaraan kehidupannya serta sebagai rambu – rambu dalam perjuanagan mengisi kemerdekaan. Wawasan nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita – citanya.
Wawasan Nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiawai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.yang tertulis dalam :

  1. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973 
  2. TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang GBHN
  3. TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR ‘83 dalam mencapat tujuan pembangunan nasionsal :

  • Kesatuan Politik
  • Kesatuan Ekonomi
  • Kesatuan Sosial Budaya
  • Kesatuan Pertahanan Keamanan
         Konsepsi Wawasan Nusantara tidak hanya menopang keutuhan Negara Kesatuan Republik INdonesia, merekatkan persatuan dan kesatuan, tapi juga secara tepat mengetengahkan jatidiri bangsa.Dengan menerapkan konsep Wawasan Nusantara, maka terbentuk dan terjalin kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang dijalin erat dari begi beragamnya kehidupan sosial, budaya, sejarah dan cita-cita

1.2 Wawasan Nusantara dan Pembangunan Nasional 

          Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan yang berarti Indonesia terdiri dari pulau-pulau. Hal ini juga memperlihatkan bahwa bangsa Indonesia itu terdiri dari banyak suku bangsa yang mempunyai bahasa yang berbeda-beda, kebiasaan dan adat istiadat yang berbeda, kepercayaan yang berbeda, kesenian, ilmu pengetahuan, mata pencaharian dan cara berpikir yang berbeda-beda. Berkat kekuasaan kerajaan Majapahit dan penjajahan Belanda Indonesia mulai bersatu. Untuk menjadi sebuah negara yang merdeka Indonesia harus mempunyai wilayah, penduduk dan pemerintah. Semua warga daerah di kepulauan nusantara yang dijajah Belanda setuju untuk bersatu dan membentuk sebuah negara kesatuan melalui sumpah pemuda. Agar Indonesia dapat merdeka Indonesia harus memiliki keinginan bersama. Setelah Indonesia merdeka tentu Indonesia harus mempertahankan kesatuan negara yang sdah diperjuangkan dengan darah. Oleh karena itu Indonesia harus puya cara pandang Bangsa Indonesia yang sama terhadap negarai ndonesia. Cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan yang berdasarkan Pancasila dengan semua aspek kehidupan yang beragam disebut Wawasan Nusantara. Wawasan nusantara dibentuk dan dijiwai oleh geopol. geopol adalah ilmu pengelolaan negara yang menitikberatkan pada keadaan geografis. Geopol selalu berkaitan dengan kekuasaan an kekuatan yang mengangkat paham atau mempertahankan paham yang dianut oleh suatu bangsa atau negara demi menjaga persatuan dan kesatuan.


1.3 Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik Indonesia

          Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional dengan penekanan bahwa wilayah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh laut. Laut yang menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang tersebar di seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap. MPR No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah diperjuangkan sejak Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.


1.4 Potensi Geografis dan Astronomis di Indonesia

A. Berdasarkan Letak Astronimis :

          Indonesia secara astronomis terletak pada 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS (Lintang Selatan) dan antara 95° BT (Bujur Timur) - 141° BT (Bujur Timur). Maka dari letak tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pembagian iklim matahari Indonesia beriklim tropis karena berada pada area 0° s/d 23,5° (area iklim tropis berdasarkan garis edar matahari). Ketika suatu negara beriklim tropis maka ada banyak potensi yang dapat digali dari negara tersebut untuk sector pembangunan dalam segala segi, diantaranya :


  • Negara yang beriklim tropis memiliki predaran matahari yang seimbang dan realtif stabil, artinya antara waktu siang dan malam pembagian waktunya nyaris sama rata meski kadang siangnya yang lama ataupun sebaliknya, maka banyak potensi yang dapat dibangun bagi Indonesia salah satunya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS)
  • Letak astronomis yang menyebabkan iklim tropis mengakibatkan dua musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, kedua musim ini sangat bermanfaat bagi alam, terutama hutan. Hutan sangat membutuhkan asupan air hujan dan energi matahari yang cukup, dari hal ini pembangunan nasional untuk segi ekonomi hususnya dapat digali yaitu dengan mengambill sumber daya flora terutama dari hutan hujan tropis, dianataranya damar, pinus dsb.

B. Berdasarkan Letak Geografis :

          Indonesia secara geografis terletak diantara dua benua besar yaitu Asia dan Australia, dan diapat oleh dua samudra besar yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Jika melihat histori sejarah geografi berdasarkan teori pergeseran benua dulunya Indonesia bersatu dengan benua asia dan Australia, namun karena adanya pergerakan lempeng yang berasal dari dalam bumi maka lambut laun dataran indonesia berpisah dengan benua asia, meski secara simbolis bagian dari benua asia. Indonesia juga dikelilingi tiga lempeng besar, yaitu lempeng Australia, Eurasia dan pasifik, semua lempeng ini saling bergerak mendekati garis teritorian bumi , gerakan lempeng tersebut menagkibatkan tabrakan satu sama lain sehingga menghasilkan suatu zona subduksi (zona tabrakan). Zona subduksi tersebut menghasilkan pegunungan, karenanya indonesia dikelilingi banyak gunung, pulau dan sangat rawan gempa vulkanik dan tektonik. Namun banyak potensi yang bisa didapatkan dari hasil zona subduksi tersebut diantaranya gunung yang dimanfaatkan oleh manusia baik sebagai sarana pertumbuhan ekonomi, sarana pertanian, bahkan sarana pariwisata. 

          Potensi Geografis lainnya adalah indonesia menjadi jalur perdangangan internasional, hal ini dikarenakan indonesia berada di tengah benua Australia-Asia dan samudra Hindia-Pasifik, hal ini memicu sector trasnportasi mendapatkan pemasukan yang besar melalui pajak untuk negara sebagai wadah pembangunan nasional. Persebaran potensi geografis indonesia sangat kaya untuk setiap generasinya asalkan pengelolaan dan tanggung jawab bisa diterapkan dengan baik oleh seluluruh penduduk indonesia. Perhatikan gambar berikut ini : 




            Secara berurutan gambar tersebut adalah peta tematik mengenai persebaran flora, fauna dan pertambangan yang ada di indonesia, banyak sekali sumber daya alam hayati, nabati dan pertambangan yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana pembangunan nasional. Indonesia adalah nefara dengan sumber daya alam yang sangat beragam, hal ini dikarenakan posisi alami geografis indonesia yang sangat strategis yang menyebabkan indonesia negara yang sangat potensial dari segi geografis, Karena kestrategisan indonesia inilah banyak ancaman ancaman yang datang seperti pencurian ikan, peredaran badang haram dsb karenanya bagi bangsa indonesia sangat penting sekali peningkatan kualitas mutu sumber daya manusia.


BAB 3
PENUTUP


3.1 Kesimpulan

          Indonesia memiliki potensi geografis yang besar dalam menunjang stabilitas pembangunan nasional, hal ini dapat terlihat dari beragam aspek diantaranya letak strategis indonesia baik secara geografis maupun astronomis, sumber daya alam, hasil hasil komoditi ekspor atau impor dsb. Letak geografis indonesia sangat potensial bagi bangsa dan generasi penerus yang akan datang, karenanya pengelolaan dan kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan agar indonesia bisa mengalami kemajuan terutama dalam segi pembangunan, namun upaya untuk membuat sumber daya manusia yang produktif bukanlah perkara yang mudah, hal ini dapat terlihat dari kurangnya pemahaman mengenai wawasan nusantara, pemahan ini sangat penting karena mencerminkan citra bangsa indonesia pada dunia agar eksistensinya diakui dan tak ketinggalan zaman. Bangasa indonesia harus bangga dengan dirinya sendiri sebagai bangsa yang kaya, salah satunya dengan cara melestarikan alam, kebudayaan, dan menjaga kearifan local dengan ini setidaknya bangsa indonesia memiliki kualitas dalam menghargai negaranya sendiri. Sejatinya pembangunan nasional harus diwujudkan dengan cara mengefektifkan kualitas dan kuantitas dengan baik dan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Geography kelas X, XI, XII .Erlangga, Tim bina Karya Guru
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.co.id/2013/12/letak-astronomis-indonesia-posisi.html
http://jwigie.blogspot.co.id/2011/03/wawasan-nusantara-dalam-pembangunan.html